Surat Pastoral Dewan Gereja-Gereja Dunia (WCC) Terkait Pandemi Covid-19

23 April 2020, 23:04
-
662

Kepada: Gereja-gereja anggota WCC dan mitra ekumenis

Saudara dan saudari terkasih di dalam Kristus,

Kami menyapa Anda sebagai kekasih-kekasih kami, saat kita saling mendoakan, bahkan untuk semua umat manusia kepunyaan Allah dalam masa-masa ujian pandemi COVID-19 ini.

Allah Kehidupan—tuntunlah kami pada keadilan dan perdamaian! Inilah Allah yang kita imani bersama, Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Allah adalah Pencipta kita, Penyelamat kita, dan Pemberi kehidupan kita. Berdoa kepada Allah Kehidupan berarti bahwa kita sebagai gereja bersama-sama berdiri teguh di pihak kehidupan, bersama dengan Tuhan dan Gembala kita, Yesus Kristus, yang melakukan segalanya untuk melindungi kehidupan dan yang memberikan hidup-Nya bagi kita.

Karena itu, kita sekarang harus memberikan prioritas tertinggi untuk melakukan apa pun yang dapat kita lakukan untuk melindungi kehidupan. Berdoa dan bekerja untuk keadilan dan perdamaian, termasuk juga kesehatan. Semua ini sangatlah konkret hari-hari ini. Kita dapat, dan kita harus, memutus garis penularan virus ini. Itu berarti untuk hari ini kita harus mematuhi secara ketat langkah-langkah, pembatasan, dan saran yang diberikan oleh otoritas kesehatan yang dipandu oleh seluruh pengetahuan ilmiah yang tersedia dan dapat diandalkan yang diberikan melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Beberapa dari Anda sudah sangat terafeksi. Banyak negara terpapar oleh infeksi yang kini telah mengglobal ini, dan mengalami pembatasan yang berat serta langkah-langkah keras untuk mengurangi penularan virus. Negara-negara lain kemungkinan akan menghadapi tantangan serupa di hari-hari dan minggu-minggu mendatang.

Banyak dari kita akan terinfeksi oleh virus ini. Bagi yang paling rentan, ini dapat mengancam nyawa. Sejauh ini bukti yang ada menunjukkan bahwa mereka yang paling membutuhkan dan paling rentan termasuk dan terutama orang tua dan mereka yang menderita penyakit kronis tertentu. Demi kepentingan mereka, kita yang mungkin kurang berisiko secara pribadi—kaum muda, orang-orang yang sehat—tetap harus mengambil langkah-langkah yang ketat dan keras, dan menerima ketidaknyamanan yang muncul, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari virus ini dan konsekuensi-konsekuensi terburuknya.

Hilangnya kehidupan yang berharga di dalam komunitas-komunitas kita dan di dalam keluarga-keluarga kita mungkin lebih dari yang mampu kita bayangkan atau pikul. Kita berdoa bagi semua orang yang telah atau akan kehilangan orang-orang yang dicintai karena penyakit ini. Kita berdoa bagi penghiburan dan penghiburan mereka. Dan kita berdoa agar kehilangan mereka akan meningkatkan komitmen kolektif kita untuk mencegah lebih banyak penderitaan dan lebih banyak kehilangan.

Infeksi ini sangat serius karena merupakan ancaman terhadap sistem kesehatan masyarakat di semua negara, dan karenanya terhadap semua yang membutuhkan sistem kesehatan tersebut, untuk penyakit apa pun. Bahkan sistem kesehatan yang paling maju di dunia ini tidak memiliki kemampuan untuk menangani jumlah kasus serius yang dibayangkan, kecuali jika tindakan drastis diambil untuk memperlambat penyebaran virus ini. Ketegangan bahkan akan semakin membesar pada sistem kesehatan yang kurang berkembang dengan baik dan di dalam konteks di mana langkah-langkah pencegahan yang memadai tidak diambil oleh pihak berwenang dan masyarakat. Selain itu, dampak ekonomi terkait dengan pandemi ini dan tindakan yang diambil sebagai tanggapan atasnya sungguh mengancam mata pencarian di banyak bagian dunia.

Berhadapan dengan tantangan ini, ketakutan dan bahkan kepanikan adalah reaksi yang umum, dan pementingan diri sering kali mengabaikan solidaritas. Kita berdoa agar Allah kita yang hidup dan pengasih akan menenangkan ketakutan kita, dan mengatasi kepanikan yang meningkat, sehingga kita dapat memusatkan diri pada apa yang dapat kita lakukan satu sama lain.

Komunitas iman pada saat seperti ini dapat melakukan banyak hal untuk meningkatkan solidaritas dan akuntabilitas, kebijaksanaan dan kepedulian. Kita sebagai gereja dapat dan harus memperkeras suara komunitas yang direntankan oleh marginalisasi mereka; mereka yang tidak memiliki cukup air untuk diminum apalagi untuk mencuci tangan. Kita harus mempertimbangkan komunitas pengungsi karena perang, kelaparan, keruntuhan ekonomi dan ekologi, yang hidup dalam kondisi genting, banyak dari mereka bahkan tidak diakui oleh otoritas negara di mana mereka saat ini berada. Mereka tidak dapat dibiarkan sepenuhnya tak berdaya melawan pandemi ini. Kita harus menyatakan solidaritas dengan orang-orang yang bagi mereka isolasi-diri (self-isolating) berarti kehilangan mata pencarian dan bahkan risiko kelaparan, dan dengan mereka yang kehidupan sehari-harinya sangat parah hingga tersisa sedikit pilihan untuk melakukan penjarangan sosial (social distancing).

Untuk semua ini, menghentikan pandemi sangatlah penting, dan ini tidak dapat dilakukan kecuali semua orang dan bangsa saling peduli dan bersatu dalam aksi.

Kita juga harus sangat sadar bahwa apa yang biasanya kita lakukan, di masyarakat, adalah apa yang tidak boleh kita lakukan sekarang, jika kita ingin melindungi kehidupan. Kami menghargai kebersamaan dalam ibadah dan persekutuan Kristen. Tetapi dalam masa krisis ini, dan karena cinta satu terhadap yang lain dan sesama, kita tidak boleh berkumpul dalam jumlah besar bersama, sama sekali tidak, atau menyentuh atau memeluk satu sama lain. Ini adalah waktu untuk saling menyentuh hati, dengan apa yang kita katakan, apa yang kita bagikan, apa yang kita lakukan—dan apa yang tidak kita lakukan—untuk melindungi kehidupan yang sangat dicintai Allah. Melalui kasih itu, kita harus menyesuaikan cara ibadah dan persekutuan kita dengan kebutuhan di saat pandemi ini, untuk menghindari risiko menjadi sumber penularan dan bukan sarana rahmat. Saya mendorong Anda semua mengikuti saran dan rekomendasi praktis yang ditawarkan oleh otoritas kesehatan antar-pemerintah dan pemerintah untuk membantu melindungi mereka yang rentan di dalam komunitas kita dan komunitas-komunitas lain.

Banyak dari Anda merupakan gereja pemilik rumah sakit dan karena itu secara khusus bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan bagi banyak orang, dan jauh lebih banyak daripada yang Anda miliki. Kami sangat berterima kasih atas semua petugas kesehatan dan institusi di seluruh dunia yang merawat orang sakit, yang juga menempatkan diri mereka dalam risiko. Mereka semua membutuhkan doa, dukungan, dan kerja sama penuh kita.

Dalam konteks ini, WCC sendiri telah mengambil banyak langkah yang diperlukan terkait dengan stafnya, gereja anggota, dan mitra ekumenis, dengan cara, misalnya, bekerja dari jarak jauh, seperti yang dilakukan banyak dari Anda. Rapat, termasuk bahkan komite eksekutif dan rapat komite pusat, telah ditunda.

Kami juga mengikuti dan menegaskan kerja keras dan komitmen banyak orang di gereja-gereja lokal dalam menghadapi krisis ini. Ini adalah waktu untuk mengorganisasi diri dengan baik dan kreatif—mulai dari mengubah praktik liturgi menjadi digital, untuk tetap berhubungan dengan mereka yang terkena dampak atau berisiko, melalui panggilan telepon dan cara-cara jarak-jauh lainnya, dan sebaliknya menyesuaikan diri dengan kenyataan baru ini.

Kami menjangkau Anda untuk mendorong Anda dalam peran penting Anda saat ini. Allah peduli pada martabat dan hak semua manusia, sehingga tak seorang pun terabaikan. Semua harus memiliki hidup yang berkelimpahan. Ini adalah panggilan yang luar biasa, merangkul semua orang ke dalam lingkaran perawatan. Ini adalah panggilan untuk satu gerakan kasih ekumenis. Karena harapan kita diberikan kepada kita oleh Allah Kehidupan, maka harapan itu sangat kuat dan menjaga kita untuk terus bersatu dalam kasih dan pelayanan.

Kita menyadari bahwa kita hidup di masa krisis global. Kita bersama dalam hal ini. Kita harus memusatkan diri pada hal-hal penting:

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1Kor. 13:13)

Allah Kehidupan, arahkan kami kepada keadilan dan perdamaian—dan menuju kesehatan!


Dr Agnes Abuom, Moderator Komite Sentral

Pendeta Dr Olav Fykse Tveit, Sekretaris Jenderal

Diterjemahkan oleh Joas Adiprasetya dari www.oikoumene.org

Komentar dinonaktifkan untuk artikel ini