Pemimpin yang Berintegritas!

24 Maret 2019, 21:03
KH
408

“Pidato perpisahan” Samuel sebelum purna tugas sebagai pemimpin bangsa (1 Samuel 12) agaknya merupakan kejadian yang membuat iri banyak orang pada saat ini. Pada waktu itu Samuel menyampaikan sebuah “pidato kenegaraan,” beliau berkata: “Di sini aku berdiri. . . . Lembu siapakah yang telah kuambil? Keledai siapakah yang telah kuambil? Siapakah yang telah kuperas? Siapakah yang telah kuperlakukan dengan kekerasan? Dari tangan siapakah telah kuterima sogok sehingga aku harus tutup mata? Aku akan mengembalikannya kepadamu.”

Jawaban dari orang banyak yang berduyun-duyun mendengarkan pidato perpisahan Samuel mencerminkan kualitas kepemimpinan beliau. Disandingkan dengan standar integritas kepemimpinan masa kini sungguh luar biasa. Massa umat menjawab: “Engkau tidak memeras kami dan engkau tidak memperlakukan kami dengan kekerasan dan engkau tidak menerima apa-apa dari tangan siapapun.”

Itulah standar integritas yang seharusnya menjadi gaya hidup dan pedoman tindakan-tindakan pemimpin. Samuel telah menunjukkan kepemimpinan yang besar oleh karena beliau memahami bahwa kepemimpinan adalah kesempatan untuk melayani rakyat serta meningkatkan kualitas hidup mereka. Beliau menolak model kepemimpinan yang mempergunakan kekuasaannya untuk memeras mereka yang dipimpin atau memanfaatkan demi kepentingan pribadi.


Kadarmanto Hardjowasito