Damai Sejahtera

21 Mei 2019, 09:05
Yoel M. Indrasmoro
438

”Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu...” (Kol. 3:15). Yang memerintah adalah damai sejahtera Kristus. Bukan damai sejahtera manusia, melainkan damai sejahtera Kristus. Suasana damai dan bukan ketakutan.

Sejatinya inilah berita Paskah. Tuhan yang bangkit menyapa para murid-Nya dengan kalimat sama: ”Damai sejahtera bagi kamu!” (Yoh. 20:19). Damai sejahtera jelas tidak berasal dari para murid, tetapi anugerah Allah.

Penggalan nasihat Paulus bisa juga dibaca demikian: ”Biarlah damai sejahtera Kristus menguasaimu.” Menguasai berarti kedirian kita seluruhnya berada dalam naungan damai sejahtera itu.

Menarik disimak, dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) tertera: ”Hendaklah keputusan-keputusanmu ditentukan oleh kedamaian yang diberikan oleh Kristus di dalam hatimu.”

Teman saya, Menik, pernah menyatakan kepada saya bahwa hidup hanyalah serangkaian keputusan yang diambil. Manusia hidup berdasarkan keputusan-keputusan yang diambilnya. Keputusan yang satu akan dilanjutkan atau akan mengakibatkan keputusan lainnya. Dan kualitas hidup seseorang juga ditentukan oleh bagaimana dia mengambil keputusan.

Nah, berkait dengan keputusan, Paulus menyatakan hendaklah keputusan-keputusan itu diambil bukan karena ketakutan, bukan karena paksaan, bukan pula karena keyakinan diri, tetapi karena kedamaian yang diberikan Kristus.

Kadang, saat kita mengambil keputusan, setelah keputusan itu didoakan, kita malah semakin waswas. Mengapa? Karena kita tidak mengambil keputusan berdasarkan damai sejahtera yang dari Kristus. Kita mengambil keputusan dalam situasi tegang.

Memang, damai sejahtera Kristus kadang tak sama dengan damai sejahtera kita. Mungkin kita merasa tak sanggup melakukannya. Akan tetapi, kalau itu sungguh-sungguh berdasarkan damai sejahtera Kristus pasti akan membuahkan hasil baik.

Selamat Bekerja